Jumat, 25 September 2015

Penggunaan EYD

Penggunaan EYD
Dalam bahasa Indonesia terdapat EYD yang merupakan singkatan dari Ejaan Yang Dibenarkan. Dalam EYD kita diajarkan untuk membuat sebuah kalimat dengan ejaan yang sangat tepat yang akan menjadi salah satu ciri dari penulis tersebut apakah si pembuat kalimat dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jadi Pengertian Ejaan ialah keseluruhan system dan peraturan penulisan bunyi bahasa untuk mencapai keseragaman. Sedangkan Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan yang dihasilkan dari penyempurnaan atas ejaan-ejaan sebelumnya. Didalam EYD terdapat pengaturan sebagai berikut : 

1. Pemakaian Huruf
    - Huruf Kapital (Huruf Besar)
       Huruf abjad yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah :
       A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y dan Z.
       Huruf kapital biasanya digunakkan untuk kata pertama dalam sebuah kalimat, untuk membedakan sebuah nama dan untuk mengawali sebuah kalimat setelah tanda 'titik (.)'
    - Huruf Vokal
       Huruf vokal dalam bahasa Indonesia terdapat 5 huruf antara lain adalah ; a, i, u, e dan o. Mengapa dinamakan huruf vokal? karena huruf ini berdiri sendiri tanpa bantuan huruf lainnya.
    - Huruf Konsonan
       Huruf konsonan dalam bahasa Indonesia adalah seluruh abjad dalam bahasa Indonesia yaitu dari a-z. Perbadannya dengan huruf kapital adalah huruf konsonan menggunakan huruf kecil bukan kapital. Huruf konsonan ini digunakkan untuk melanjutkan huruf setelah huruf kapital.
   - Huruf Diftong
      Huruf diftong dalam bahasa Indonesia adalah 2 huruf vokal atau lebih yang terletak bersampingan seperti ai, au, oi, dan lainnya. Contohnya adalah kata Baik.
    - Gabungan Huruf Konsonan
      Dalam gabungan huruf konsonan adalah sebuah huruf mati atau bukan huruf vokal yang terletak bersampingan seperti kh, ng, ny dan lainnya. Contohnya adalah kata Khusus.
2. Penggunaan Huruf Miring dan Kapital
    - Huruf kapital atau huruf besar biasanya digunakan pada awal kalimat, petikan langsung, ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, nama gelar kehormatan, unsur nama jabatan, nama orang, nama bangsa, suku, tahun, bulan, nama geografi, dan lainnya.
    - Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar, yang dikutip dalam tulisan, nama ilmiah atau ungkapan asing, dan untuk menegaskan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
3. Penulisan Kata
Terdapat beberapa contoh dalam penulisan kata, yaitu;
a. Kata Dasar, Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
b. Kata Turunan, Kata turunan (imbuhan)
c. Bentuk Ulang, Bentuk kata Ulang ditulis hanya dengan tanda hubung (-)
d. Gabungan Kata, Gabungan kata yang dianggap senyawa ditulis serangkai
e. Kata Ganti ku, mu, kau dan nya, ditulis serangkai dengan kata yang  mengikutinya
f. Kata Depan di, ke, dan dari, Kata depan di dan ke ditulis terpisah
g. Kata si dan sang, Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
h. Partikel, Partikel per yang berarti tiap-tiap ditulis terpisah.
4. Singkatan dan Akronim
    Singkatan ialah bentuk istilah yang tulisannya diperpendek terdiri dari huruf awalnya saja, menanggalkan sebagian unsurnya atau lengkap menurut lisannya, Contoh : NKRI, cm,  lab.
    Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun gabungan kombinasi
huruf dan suku kata. Contoh : rudal ( peluru kendali ), tilang ( bukti pelanggaran ).

 Sejarah Perubahan dalam Penggunaan Ejaan Lama dan Baru
    Sebelum EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang Pusat Bahasa), pada tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK). Ejaan Baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia Ejaan Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri dari panitia Ejaan LBK, juga dari panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas dasar surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan no.062/67, tanggal 19 September 1967.  Ejaan Yang Disempurnakan (disingkat EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Jadi EYD yang sekarang kita gunakkan sekarang telah mengalami 2 kali revisi yaitu pada tahun 1987 dan 2009.
Contoh perbadaan dengan ejaan sebelumnya.
"tj" menjadi "c" : tjutji → cuci
"dj" menjadi "j": djarak → jarak
"j" menjadi "y" : sajang → sayang
"nj" menjadi "ny" : njamuk → nyamuk
"sj" menjadi "sy" : sjarat → syarat
"ch" menjadi "kh": achir → akhir.

Tanda Baca pada EYD
- Tanda Titik
  1. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Misalnya: W.S. Rendra
  2. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan Misalnya: Dr. (doktor) dr. (dokter)
  3. Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan dan seterusnya. Misalnya: Tebal buku itu 100.150 halaman.
- Tanda Koma
  Ada kaidah yang mengatur kapan tanda koma digunakan dan kapan tanda koma tidak digunakan.
1. Tanda koma harus digunakan diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
2. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata tetapi, melainkan dan sedangkan.
3. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat, apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Biasanya, anak kalimat didahului oleh kata penghubung bahwa, karena, agar, sehingga, walaupun, apabila, jika, meskipun dan sebagainya.
- Tanda Titik Koma
  Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya :
Para pemikir mengatur strategi dan langkah yang harus ditempuh; para pelaksana mengerjakan tugas sebaik-baiknya; para penyandang dana menyediakan biaya yang diperlukan.
- Tanda Titik Dua
  a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu perrnyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya :
Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai tiga jurusan : Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi Ekonomi dan Sekolah Tinggi Hukum
  b. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri permyataan, Misalnya :
Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi Ekonomi dan Sekolah Tinggi Hukum.
 - Tanda Hubung (-)
Tanda hubung biasanya digunakkan untuk kata-kata tertentu, contohnya adalah kura-kura, kupu-kupu. Dan tanda hubung digunakkan untuk menghubungkan sebuah kata yang seharusnya gabung tetapi kita menulis di akhir bagian buku maka kita menggunakannya. contohnya adalah Saya menggunakan tanda hubung kar- ena halaman tidak mencukupi.
- Tanda Tanya (?)
Tanda tanya digunakkan untuk menanyakan sesuatu atau dipakai jika kita menulis sebuah kalimat tanya. Contohnya adalah Dimana kita meletakkan tanda tanya?.
- Tanda Seru (!)
Tanda seru biasanya digunakkan untuk sebuah kalimat perintah. Contohnya adalah Pakailah tanda seru untuk melakukan perintah!.
- Tanda Kurung ( )
a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
- Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring dipakai didalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
 
SUMBER
 
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar